Berita Flash News
Tuesday, 10 September 2013
Angkasawan-Angkasawati Perlu Mengetahui Sejarah RRI
Meulaboh – Direktur Utama LPP RRI Dra. R.Niken Widiastuti, MSi mengharapkan agar segenap angkasawan dan angkasawati mengetahui sejarah berdirinya RRI untuk dapat menghargai jasa para pahlawan pendiri Radio Republik Indonesia. Hal itu disampaikan Dirut RRI Niken Widiastuti usai melakukan ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Selasa, 10 September 2013.
Menurut Niken Widiastuti para pendiri RRI telah sangat berjasa dalam menyebarluaskan Kemerdekaan Republik Indonesia. “Jasa Pahlawan dr. Abdulrahman Saleh yang saat ini dimakamkan di Yogyakarta beliau adalah pendiri RRI sekaligus pendiri angkatan udara dan fakultas kedokteran Universitas Indonesia, dr. Abdulrahman Saleh beliau yang merangkai pemancar yang ada di fakultas kedokteran, sedangkan untuk pak Yusuf Ronodipuro beliau adalah penyiar naskah proklamasi, ini penting untuk diketahui bagi seluruh angkasawan/angkasawati mengapa Bapak Muhammad Yusuf Ronodipuro selalu kita kenang jasa-jasanya karena beliau menyiarkan naskah proklamasi, yang naskah tersebut pagi harinya diproklamirkan oleh Bung Karno di Jalan Pengangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, naskah tersebut kemudian diantarkan atau diselundupkan oleh wartawan Antara, melalui melompat pagar belakang RRI dimasukan ke studio, kemudian dibacakan oleh pak Yusuf Ronodipuro, karena di depan RRI sangat banyak tentara Jepang, setelah mengetahui pak Yusuf Ronodipuro membacakan naskah proklamasi beliau di siksa oleh tentara jepang hingga mengalami cacat di bagian kaki. kemudian juga berdasarkan naskah yang dibacakan pak Yusuf tersebut, juga Bapak Sakti Alamsyah dari RRI Bandung, maka dunia mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka,” ungkap Direktur Utama LPP RRI.
Lebih lanjut Dirut RRI mengatakan kekuatan RRI sudah diakui sejak dahulu. “saya ingin menyampaikan, minggu yang lalu saya baru datang dari Belanda, ternyata masyarakat Belanda itu tidak mengakui kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, mereka menganggap Republik Indonesia itu Republik Microphone, hanya ada diatas microphone saja, artinya, kekuatan RRI ini diakui. Perjuangan Pak Karbol atau Yusuf Ronodipuro, dan lain sebagainya yang menyiarkan proklamasi kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia diketahui oleh masyarakat lainnya. Dan Belanda itu ternyata mengakui kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 27 Desember Tahun 1949, baru tahun 2005 mereka secara moral dan politik mengakui kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. jadi ini sejarah singkat supaya angkasawan angkasawati RRI mengetahui hal ini,” lanjut Ibu Dirut RRI.
Ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, merupakan agenda tahunan dalam menyambut Hari Radio yang rutin dilaksanakan oleh LPP RRI juga tampak dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pengawas, Dewan Direksi, jajaran pejabat struktural serta angkasawan dan angkasawati RRI. Kegiatan ini sekaligus merupakan rangkaian peringatan HUT ke-68 RRI yang diperingati setiap tanggal 11 September.