Berita Flash News
Thursday, 17 January 2013
DIGITAL NATION MOVEMENT 2013
Meulaboh, Sebuah peristiwa penting pada aktivisme media sosial akan digelar di Indonesia untuk pertama kalinya pada hari Sabtu, 19 Januari. Dinamo (Digital Nation Movement – Gerakan Bangsa Digital) 2013 adalah sebuah kolaborasi antara platform petisi terbesar di dunia Change.org dengan Institut Kebajikan Publik, Indonesia Future Leaders (IFL), Leaf-Plus dan berbagai individu, kelompok dan komunitas perubahan. Ini akan menampilkan bagaimana media sosial digunakan sebagai penggerak untuk perubahan sosial yang akan berlangsung Sabtu 19 Januari 2013, Pk 13:00 – 17:30 Wib, Hall Soehanna, Gedung The Energy, Sudirman Central Business District (SCBD), Jl. Jend. Sudirman Kav. 11A, Jakarta
Pembicara mencakup Usman Hamid, Direktur Kampanye untuk Change.org Indonesia, pakar analisa media sosial Shafiq Pontoh, urban interventionist Irwan Ahmett, Direktur Galery Foto Antara Oscar Motuloh, musisi Glenn Fredly, rocker Melanie Subono, Butet Kertaredjasa, produser film Mira Lesmana, band Efek Rumah Kaca dan stand-up comedian Pandji Pragiwaksono. Rincian lebih lanjut terkait Digital Nation Movement 2013 dapat anda lihat secara lengkap di website www.digitalnationmovement.com.
Nadine Zamira Sjarief, Miss Indonesia Earth 2009, aktivis lingkungan hidup mengatakan “Acara ini merupakan kesempatan untuk mengeksplorasi Gerakan Bangsa Digital, sebuah gerakan baru, yakni tentang bagaimana perangkat digital itu sudah memperkuat perubahan di seluruh Indonesia, dan bagaimana hal itu dapat dimanfaatkan untuk masa depan.”
“Ini akan menjadi hari yang benar-benar menakjubkan, dengan koleksi inspirasi generasi muda, seniman, aktivis, artis, dan pemimpin visioner datang bersama-sama untuk berbagi ide-ide mereka tentang cara menggunakan media sosial untuk menciptakan perubahan sosial.”
Mira Lesmana, produser film, seniman, pegiat social media mengungkapkan “Acara ini dirancang untuk memanfaatkan ide-ide, semangat dan visi individu, kelompok dan komunitas untuk lalu menariknya ke dalam satu tempat di mana kita bisa berbagi, belajar dan tumbuh bersama.”
“Sebelumnya kita telah melihat perangkat online dimanfaatkan begitu kuat oleh mereka yang terkadang merasa tak berdaya, untuk mencapai perubahan nyata dalam kehidupan komunitas, masyarakat, bangsa dan negara.”
Tidak ketinggalan Iman Usman, Mahasiswa Berprestasi Nasional dan President Indonesia Future Leaders menjelaskan “Change.org dan Public Virtue Institute bangga menjadi tuan acara ini. Kami melihatnya sebagai kesempatan untuk menjelajahi lebih dalam bagaimana kita dapat memastikan individu, kelompok, organisasi dan gerakan yang memanfaatkan energi dan kekuatan alat media sosial yang disediakannya.”
Sementara Usman Hamid mengatakan bahwa “Change.org merupakan situs petisi terbesar di dunia, dengan lebih dari 25 juta pengguna di 196 negara. Tujuan kami adalah untuk memberdayakan individu untuk mengambil tindakan pada isu-isu yang mereka pedulikan. Ketika kita mulai di Indonesia kami memiliki sekitar 8000 anggota. Sekarang, lebih dari 6 bulan kemudian, telah melewati 140.000 orang. Ini menunjukkan bahwa orang telah menunggu untuk memungkinkan impian menjadi kenyataan dengan memulai, bergabung dan memenangkan kampanye sosial.”
Change.org di Indonesia
1. Selalu ada sejarah gerakan perubahan sosial berbasi akar rumput di negeri ini.
2. Ada sejumlah besar pengguna internet & media sosial di Indonesia. Indonesia berada di peringkat No 2 untuk pengguna Facebook dan No 3 untuk pengguna twitter di dunia.
3. Indonesia menemukan dirinya di persimpangan dari dua fakta di atas, di mana media sosial telah digunakan sangat efektif untuk perubahan sosial. Isunya berkisar dari korupsi, hak asasi manusia, lingkungan hidup, pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan.
4. Change.org dapat dan telah membantu memfasilitasi gerakan-gerakan ini.
5. Change.org menyediakan wadah untuk mengumpulkan suara dengan cara yang terorganisir dan konstruktif dalam rangka untuk menerapkan pengaruh dan tekanan bagi orang-orang yang berkuasa untuk membuat perubahan positif.
6. Hal ini telah menjadi titik sinergi aktivis tradisional, warga internet (netizens), dan warga negara biasa dari generasi yang berbeda untuk menciptakan perubahan sosial yang nyata dan berarti.
(Reporter; Hasanudin)