Berita Flash News
Saturday, 7 September 2013
East Asia Young Leaders Exchange Beri Kesan Mendalam Tentang Toleransi dan Keberagaman di Indonesia Kepada Pemuda Jepang
Meulaboh – Global Peace Festival Indonesia Foundation (GPFIF) menyelenggarakan East Asia Young Leaders Exchange (EAYLE), program pertukaran pemuda Jepang – Indonesia yang diselenggarakan pada 22 – 29 Agustus 2013. Mengangkat tema Living for Greater Good, program ini diharapkan bisa menyebarkan semangat perdamaian kepada para pemuda dari berbagai latar belakang kebudayaan dan agama. Selain itu, diharapkan juga bisa tumbuh bibit-bibit kebaikan agar setiap pemuda saling tolong menolong menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Penanggung jawab program East Asia Young Leaders Exchange, Shintya Rahmi Utami menyatakan, program ini sangat kental dengan kehangatan budaya Indonesia yang bisa menyentuh hati para peserta. “Selama delapan hari para peserta mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal, sehingga mereka telah merasakan langsung keramahan dan kekeluargaan yang menjadi ciri khas Indonesia. Program ini unik, karena para peserta mendapatkan pengalaman untuk terlibat langsung dengan berbagai kegiatan sosial di luar negeri sehingga mereka memiliki perspektif baru tentang nilai-nilai kemanusiaan.”
“Program ini mengajarkan kepada kita untuk tidak menjadikan perbedaan sebagai pemisah. Saat ini, akan lebih baik bila kita saling bergotong royong untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan penuh dengan perdamaian di sekitar kita. Selama di Indonesia yang kaya akan berbagai suku dan buaya, konsep One Family Under God sangat dirasakan oleh para peserta. Terutama ketika para peserta yang berasal dari Jepang, mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia. Hal ini sangat menyentuh hati para peserta, karena di Jepang situasi seperti itu bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan. Bahkan ketika diantarkan ke Bandara seluruh peserta tak bisa menahan tangis haru atas berbagai pengalaman baru yang mereka dapatkan,” tutur Shintya.
Salah seorang peserta yang berasal dari Universitas Doshisha, Kazuhiro Handa, secara terpisah menyatakan, “Saya rasa penting bagi kita untuk mempromosikan perdamaian kepada dunia secara perlahan-lahan. Anak muda bisa lebih mudah melewati berbagai batasan yang ada, baik pemikiran, keyakinan, kebudayan dan lainnya. Melalui program ini, saya belajar tentang bagaimana kita bisa menjalin persaudaraan terlepas dari berbagai perbedaan itu.”
Selama delapan hari, sepuluh pemuda yang berasal dari Jepang berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di Purwakarta, Bandung, Pulau Pramuka dan Jakarta. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh para peserta meliputi berkunjung ke sebuah desa terpencil di Purwakarta, melakukan kampanye Peace to Walk bersama Peace Generation di bandung, menikmati keindahan alam di kawah putih dan kebudayaan Jawa Barat di Saung Angklung Mang Udjo, berkunjung ke Panti Werdha dan Panti Asuhan di Bandung, melepas penyu dan menanam bakau di Pulau Pramuka, dan berkunjung ke Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang merupakan symbol keberagaman Indonesia. Melalui program ini juga diharapkan bisa melahirkan pemimpin muda yang tidak hanya memiliki kecakapan intelektual, namun juga moral dan spiritual dan bisa mewujudkan visi GPFIF yaitu One Family under God.