Berita Flash News

Saturday, 23 February 2013

Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Mundur !

Meulaboh – Langkah ini dilakukan menyusul penetapan dirinya sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Anas dalam konferensi pers yang digelar di kantor DPP Partai Demokrat, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu, 23 Februari 2013 mengatakan karena sudah berstatus tersangka, maka ia akan berhenti sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Ia menegaskan tak pernah merencanakan berhenti sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat di awal 2013, seraya menyampaikan terimakasih kepada seluruh kader Partai Demokrat yang telah mendukungnya selama ini. Anas menegaskan bahwa ia mundur lantaran punya standar etik sendiri dalam berpolitik. Dan juga telah menandatangani Pakta Integritas pada 14 Februari 2013.

Anas Urbaningrum meyakini penetapan tersangka dirinya terkait dengan kongres Partai Demokrat di Bandung pada Mei 2010 silam. Namun dirinya akan menyimpan rapat misteri ini, hingga saatnya tiba untuk dibuka. Dalam Kongres Partai Demokrat 2010 itu, Anas terpilih menjadi Ketua Umum, Ibarat bayi yang baru lahir, maka Anas adalah “bayi yang tidak diharapkan,” ungkapnya dalam konferensi pers kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat,Sabtu 23 Februari 2013.
Anas menjelaskan bahwa dari peristiwa Kongres Partai Demokrat di Bandung Mei 2010 hingga saat ini, terjadi rangkaian peristiwa politik dan organisasi di Demokrat.

Bahwa ketika memutuskan terjun ke dalam dunia politik dan masuk sebagai kader partai Demokrat, Anas sadar bahwa politik itu keras dan kasar. Dunia politik, penuh dengan intrik, fitnah dan serangan. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengeluh dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi berbagai resiko dan konsekuensi. Intrik itu adalah lazim, tidak ganjil dan aneh. Apalagi dalam sistem politik demokrasi Indonesia masih muda, termasuk di Partai Demokrat.

Ia mengatakan, kebetulan standar etik yang dipegangnya sesuai dengan isi Pakta Integritas yang diminta Ketua Majelis Tinggi partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk ditandatangani seluruh kader pengurus Partai Demokrat di seluruh Indonesia. Namun, tanpa pakta inipun, Anas mengaku sudah memegang prinsip.

“Saya mundur sebagai Ketua Umum partai Demokrat,” ujar Anas kembali. Hal tersebut, bukan berarti ia mengaku salah. Ia menghormati kebijakan yang dibuat partainya. Anas tetap meyakini tidak terlibat dalam skandal Hambalang yang disebutnya sebagai tuduhan tak mendasar.
(Reporter ; Hasanudin)