Berita Flash News

Wednesday, 27 February 2013

Partai Amanat Nasional Siap Cetak Kader Yang Mampu Memimpin Bangsa Dan Amanah

Meulaboh – Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP-PAN) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Instruktur dan Perkaderan dengan tema “Peran Instruktur dan Perkaderan Dalam Melahirkan Kader-kader Militan Yang Siap Memenangkan Pemilu 2014″ yang berlangsung di Kantor DPP PAN, Rabu, 27 Februari 2013. Ketua MPP DPP PAN, Prof. Amin Rais disela-sela acara Rakornas Instruktur dan Perkaderan mengatakan, Badan Perkaderan merupakan lembaga dalam PAN yang sangat penting, karena diharapkan dapat mencetak kader PAN sebanyak-banyaknya, jadi kader adalah kumpulan manusia penggiat partai yang terorganisir secara permanen, terus menerus, yang punya komitmen sangat utuh untuk mewujudkan cita-cita partai.

“Jadi kader itu adalah soko guru atau kerangka atau bingkai dari partai kita ini, tanpa kader partai bisa terpuruk, nah kemudian tentu seperti dikatakan Ketua Badan Perkaderan DPP PAN Ichwan Ishak, “kita akan mencetak kader sebanyak-banyaknya, tentu dengan beberapa ciri, yakni punya integritas, memegang amanah, mandiri, patriotik dan sebagainya,” ungkap Amin Rais.

Amin Rais mengatakan “saat ini Patriotisme bangsa kita sedang kehilangan arah, misalnya Papua sudah demikian jauh perkembangannya, terjadi berkali-kali pelanggaran HAM, terjadi baku tembak antar anak bangsa, terjadi eksploitasi korporasi asing habis-habisan, di negeri kita itu, tapi sayang sekali, pemerintah pusat itu sepertinya tidak paham masalahnya.”

“Tentunya hal itu akan kita dibahas juga dalam Rakornas kali ini, bahwa masalah yang menonjol di negeri kita ini sekarang adalah masa depan Papua yang amat sangat memprihatinkan” jelasnya.

“Jadi “saudara-saudara” kita yang ingin membebaskan Papua dari NKRI itu kelihatannya sudah menang secara diplomatik, sudah menjadi topik pembahasan di kalangan intelektual di kampus-kampus internasional, kemudian sudah mendaftarkan untuk referendum ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jadi kita tidak boleh terlambat, caranya memang bukan solusi militer, tapi dengan pemecahan yang dialogis, yang setara antara anak bangsa, dicari yang sebaik-baiknya, tapi intinya adalah bahwa NKRI harus utuh, jadi pengalaman referendum ala Timtim (Timor-timur sekarang Timor Leste, red,-) tidak boleh kita ulangi, juga mengundang unsur asing seperti Aceh kita tolak karena lebih membuat kita jauh daripada kejernihan”.

“Jadi topik inilah yang akan kita tanamkan sebagai tambahan untuk kader partai ke depan, dan kemudian kita juga menyadari, sekarang partai politik sedang mendapatkan hantaman, saya kira ekses sendiri, karena kader parpol kadang-kadang kurang memegang amanah, jadi tentu kami-kami yang lebih tua ini ingin menggarisbawahi supaya kader PAN itu menjunjung tinggi kejujuran, jangan suka melakukan kebohongan public, hidup sederhana, jangan suka hidup mewah ditengah-tengah rakyat yang menderita ini, tidak boleh kader PAN kemudian malah hidup dalam kemewahan yang ujung-ujungnya adalah uang tidak halal.” (Reporter ; Hasanudin)