Berita Flash News
Saturday, 21 September 2013
SK Menhut Tak Berpengaruh Stop Sirkus Lumba
Meulaboh – Meski Menhut Zulkifli Hasan sudah menerbitkan surat tentang pelarangan sirkus lumba, PT Wersut Seguni Indonesia masih saja menyelenggarakan sirkus lumba-lumba. “Sekali lagi wibawa pemerintah dilangkahi pengusaha yang tak menggubris aturan pemerintah” kata Coki “Netral”, pengagas petisi www.change.org/stopsirkuslumba. Meski Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Dirjen PKHA telah menerbitkan surat melarang pentas sirkus lumba-lumba, pengusaha sirkus PT Wersut Seguni Indonesia (WSI) nyatanya mengabaikan.
Surat larangan itu diterbitkan oleh Dirjen PHKA No. S. 297/IV-KKH/2013 tertanggal 19 Juni 2013 dan No. S.388/IV-KKH/2013 tertanggal 19 Agustus 2013. Bunyinya: “Kami perintahkan untuk mengawasi peragaan lumba-lumba keliling di wilayah saudara dan mengambil tindakan untuk menarik kembali satwa tersebut ke lembaga konservasi asalnya.” Isi surat tersebut menginstruksikan BKSDA Jatim, Jateng, DIY, hingga Jabar untuk segera menertibkan dan menghentikan sirkus lumba-lumba keliling.
Para pendukung petisi menemukan bahwa sirkus illegal ini telah sedang berlangsung di Lapangan Kompi Senapan-C YONIF 521/DY, Tuban, Jawa Timur dari tanggal 13 September s/d 14 Oktober 2013, sebuah komplek militer.
Dalam konferensi pers di kantor Change.org, Femke den Haas dari JAAN Indonesia menyatakan, “Saya pikir, ini terjadi karena pengusaha sirkus kian sulit menemukan tempat peragaan, tidak bisa lagi di pusat perbelanjaan atau alun-alun kota. Makanya diadakan di kompleks militer.” Seharusnya, lanjut Femke, aparat pemerintah tidak memfasilitasi kekejaman terhadap satwa dan memberikan contoh yang baik serta menegakan undang-undang.
Pecinta binatang dan penggagas petisi www.change.org/komnashewan, Dian Paramita mengajak publik mendukung “Kampanye Stop Sirkus Keliling Lumba-lumba”. “Ini adalah eksploitasi dan pelanggaran hak asasi satwa. Perlu dibentuk Komnas Perlindungan Hewan untuk melindungi segala bentuk penyiksaan terhadap binatang di Indonesia, termasuk lumba-lumba,“ sahut Dian.
Melanie Subono menyatakan “Menurut saya, sampai kapan pun tidak akan ada orang atau suara yang bisa menghentikan hal tolol seperti ini kalau orang yang berkepentingan masih mengambil keuntungan dari semua ini, dan kalau baik dari jajaran Menteri sampai pejabat dan Presidennya pun masih takut dan bergantung pada orang-orang berduit Toni Sumampauw dan lain-lain. Yang di atas aja cuma cari uang, apalagi yang di bawah.”
Kampanye Stop Sirkus Lumba keliling didukung Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Animal Friends Jogja (AFJ), Dive Mag Indonesia, Earth Island Institute, Riyanni Jangkaru, hingga peraih piala Oscar Ric’O Barry. Mereka mendesak sirkus terakhir dunia ini dilarang. Anda tertarik bergabung? Silakan tandatangani petisi www.change.org/stopsirkuslumba yang sudah mencapai 96.000 dukungan.