Berita Flash News

Friday, 23 August 2013

U Gen Interfaith Seminar Suarakan Kehidupan Etnis Minoritas Muslim diantara Kaum Yahudi di Amerika Serikat

Aniqa Hassan Pada saat Berpresentasi di U Gen Interfaith SeminarMeulaboh – Global Peace Festival Indonesia Foundation (GPFIF) mengadakan U-Gen Interfaith Seminar. Kegiatan ini diselenggarakan di Pusat Kebudayaan Amerika Serikat, @atamerica dan mengundang pembicara tamu (guest speaker) untuk membagikan pengalaman mereka tentang hidup berdampingan dengan penganut agama lain di Amerika Serikat. Mengangkat tema “Menyebarkan bibit perdamaian dan cinta kasih melalui paradigma baru tentang lintas keyakinan untuk abad ke-21”, U Gen Interfaith Seminar mencoba menghantarkan pesan kepada masyarakat tentang kehidupan penganut muslim di Amerika Serikat sebagai minoritas diantara para penganut agama dan keyakinan lainnya. Selain itu juga untuk menyebarkan pesan toleransi dan menghormati keragaman yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
Mengundang dua orang pembicara, Arman Hassan dan Aniqa Hassan yang menceritakan pengalaman mereka sebagai minoritas di Amerika Serikat. Aniqa Hassan merupakan mahasiswa Universitas Harvard dan menjadi penganut muslim yang hidup diantara etnis mayoritas Yahudi namun aktif di sebuah organisasi lintas keyakinan di Philadelphia. GPFIF berpendapat pengalaman Arman Hassan dan Aniqa Hassan merupakan sebuah kisah menarik yang bisa dijadikan bahan pembelajaran tentang bagaimana kehidupan para etnis minoritas di Amerika Serikat dan juga bagaimana kita bisa mempraktekkan hal tersebut di Indonesia.

Menyikapi statusnya sebagai minoritas Amira Hassan Menuturkan, “Hidup sebagai minoritas memberikan kami banyak pembelajaran. Betul, kami adalah Muslim namun kami tidak hidup di sekitar umat muslim lainnya. Karena itu penting bagi kami mempelajari ajaran dan kebudayaan agama lain sehingga bisa berasosiasi dengan orang-orang disekitar kami. Kadang menakutkan, namun hal ini juga membuka pemikiran kami tentang perbedaan jalan berpikir masing-masing agama, dan membuat kami menjadi lebih luas dalam memahami sesuatu.”
“Sebagai minoritas di Amerika Serikat, kita telah mengetahui kebencian terhadap Islam di Amerika Serikat. telah kita lihat episode kebencian terhadap Muslim, dan bahkan orang-orang dari agama lain. Namun kami juga sering melihat peristiwa ketika penganut agama besar di Amerika Serikat membela hak-hak umat islam. Seseorang yang tidak menganut agama islam berusaha membela islam, akan jauh lebih kuat dibanding umat islam membela dirinya sendiri. Menurut pendapat kami, etnis mayoritas memiliki tugas untuk membantu dan membela kelompok minoritas. Meskipun sudah ada jumlah yang luar biasa keragaman dan toleransi di dalam negeri ini, kami berharap bahwa melalui pemahaman perjuangan bahwa umat Islam sering menghadapi di negara lain, akan ada dorongan peningkatan bagi mayoritas untuk mendukung minoritas,” tutur Aniqa menambahkan.

Selain itu pada kegiatan ini juga ada presentasi dari I Gede Pandu Wirawan tentang International Multifaith Youth Assembly (IMYA) 2013. IMYA 2013 adalah program GPFIF yang bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih kepada para pemuda di seluruh dunia mengenai pentingnya saling memahami dan bertoleransi antar umat beragama.

Sekilas Mengenai Global Peace Festival Indonesian Foundation
Global Peace Festival Indonesia Foundation (GPFIF) adalah sebuah organisasi non-profit dengan visi “One Family under God”. GPFIF memiliki 3 pilar untuk mewujudkan visi “One Family under God”, yaitu kerjasama antara iman, penguatan hubungan keluaraga dan budaya untuk saling membantu. GPFIF meyakini bahwa dengan menjalankan ketiga pilar ini maka seluruh umat manusia akan merasa menjadi satu keluarga yang berketuhanan tanpa mempermasalahkan perbedaan identitas seperti warna kulit, suku, ras dan negara.