Berita Flash News

Wednesday, 27 March 2013

100 Anak Muda Dari 26 Negara Menyerukan Pelibatan Dan Akomodasi Kepentingan Anak Muda Dan Kelompok Marjinal Dalam Skema Kemitraan Global Untuk Agenda Pembangunan Paska 2015.

Meulaboh – Sebanyak 100 anak muda dari 26 negara dan 67 organisasi berkumpul pada 24 dan 25 Maret 2013 di Bali untuk mendiskusikan dan menyerukan pelibatan dan akomodasi kepentingan anak muda khususnya kelompok marjinal dalam skema kemitraan global untuk agenda pembangunan paska 2015.

Para delegasi anak muda ini dipilih melalui proses seleksi yang melibatkan lebih dari 1500 kandidat dari seluruh dunia dari beragam latar belakang aktivisme, isu, dan kepakaran. Saat ini, anak muda di seluruh dunia mencapai 43% dari keseluruhan populasi. Oleh karena itu kepentingan anak muda perlu disertakan dalam pengambilan kebijakan dalam agenda pembangunan paska 2015. Selain itu, proses pembuatan kebijakan yang akan diajukan oleh Panelis akan berpengaruh kepada kehidupan anak muda.

YouthMultistakeholder Meeting on Post 2015 dimulai pada tanggal 24 Maret 2013 di Swiss Bel hotel Bay View, Nusa Dua, Bali dan dibuka oleh Ketua Penyelenggara Muhammad Iman Usman dari Indonesian Future Leaders (IFL) dan Rachel Arinii Judhistari dari Asian-Pacific Resouce and Research Center for Woman (ARROW).

Ketua Penyelenggara menekankan pertemuan ini sebagai forum untuk menyusun strategi penyampaian pesan dan kepentingan anak muda kepada High Level Panel of Eminent Person (HLPEP) yang akan membuat laporan dari berbagai proses konsultasi global untuk Agenda Pembangunan Pasca 2015 (Post 2015 Development Agenda). Untuk memastikan proses ini berjalan dengan inklusif, transparan, dan bisa diakses semua orang, selain 100 delegasi yang hadir di tempat pertemuan, mereka yang tidak bisa hadir secara langsung juga dapat berpartisipasi melalui siaran langsung online dengan mengakses http://post2015.indonesianfutureleaders.org dan juga turut serta menyampaikan aspirasinya melalui portal konsultasi online di: http://worldwewant2015.org/baliyouth.

Thaw Zin Aye (Peserta dari Myanmar) menekankan pentingnya akses layanan kesehatan bagi anak muda, Khususnya kelompok marjinal sebagai bagian dari Agenda Pembangunan Pasca 2015. “Anak muda dari kelompok marginal perlu dijamin aksesnya terhadap kesehatan seperti layanan kesehatan reproduksi dan seksual termasuk HIV dan AIDS. Selama ini akses terhadap layanan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi masih sangat terbatas khususnya bagi anak muda yang tidak menikah, tidak memiliki dukungan keuangan, dan jauh dari pusat layanan kesehatan. Sehingga penting untuk membuka akses layanan kesehatan untuk semua anak muda tanpa stigma dan diskriminasi karena kesehatan adalah hak semua orang”. Jelas Thaw yang mewakili
Youth LEAD, organisasi yang bergerak di isu HIV dan AIDS di Asia Pacific.

Salah satu peserta dari Kenya, Willice Onyango menuturkan bahwa Agenda Pembangunan Pasca 2015 harus mampu mengakomodasi isu pendidikan, ketenagakerjaan, dan kesehatan. “Anak muda harus mendapatkan akses pendidikan yang komprehensif, relevan, dan terjangkau. Di bidang ketenagakerjaan, anak muda harus diberdayakan sehingga mereka bisa menjadi pencipta lapangan pekerjaan disbanding menjadi pencari kerja. Pekerjaan untuk anak muda harus layak dan memperhatikan keterampilan dan pengalaman anak muda tanpa diskriminasi berbasis gender, asal, status HIV, dan bentuk diskriminasi lainnya. Di bidang kesehatan, agenda pembangunan harus menyasar akses kesehatan seksual dan reproduksi, kesehatan mental dan akses sanitasi yang universal, aman dan mudah diakses. Sanitasi penting untuk menjadi sasaran karena kebanyakan penyakit umumnya bisa diakibatkan oleh akses air yang tidak bersih dan tidak aman”. Tutur Chairperson of International Youth Council ini.

Tentang Youth Multistakeholder Meeting
Youth Multistakeholder Meeting adalah bagian dari proses parallel menjelang pertemuan UN High Level Panel of Eminent Person on Post 2015 Development Agenda. Pertemuan ini diselenggarakan oleh Indonesian Youth Working Group yang mendapatkan mandate dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-­‐PPP). Youth Working Group terdiri berbagai dari organisasi yang dipimpin oleh anak muda dan bergerak di isu anak muda seperti Indonesian Future Leaders, ARROW, Women Research Institute, Youth Coalition, G20 Youth Indonesia, dan Young Leaders for Indonesia. Tujuan dari Youth Multistakeholder Meeting adalah penyediaan wadah konsultasi bagi organisasi anak muda seluruh dunia untuk menyusun strategi pelibatan dan akomodasi isu yang mempengaruhi anak muda khususnya anak muda dari kelompok marjinal sehingga bisa diakomodasi kepentingannya dalam Agenda Pembangunan Paska 2015.(hsn)