Berita Flash News

Friday, 6 September 2013

INDUSTRI HULU MIGAS PASOK GAS UNTUK TRANSPORTASI

k kksMeulaboh – Industri hulu minyak dan gas (migas) kembali menunjukkan komitmennya untuk mendukung program konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas (BBG) yang digagas pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan 9 perjanjian jual beli gas (PJBG) untuk sektor transportasi antara 6 kontraktor kerja sama (Kontraktor KKS) dengan PT Pertamina (Persero) Kamis (5/9) di Jakarta.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik didampingi Gubernur DKI Jakarta turut menyaksikan penandatanganan 9 PJBG dengan 6 Kontraktor KKS yakni ; PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), PT Pertamina Hulu Enegeri West Madura Offshore (PHE WMO), PT Medco E&P Indonesia, Santos (Madura Offshore) Pty.Ltd, dan JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang (JOB Jambi Merang). Kontraktor KKS ini akan memasok gas kepada PT Pertamina (Persero) yang kemudian akan mengubah gas tersebut menjadi compressed natural gas (CNG) yang akan digunakan sebagai bahan bakar untuk transportasi, di antaranya untuk busway.

PJBG ini diperkirakan akan menghasilkan penerimaan Negara dan industri hulu migas sekitar US$ 184,78 juta. Dengan harga BBG sekitar Rp. 3.100 per liter, maka apabila dibandingkan dengan pemakaian solar bersubsidi, pemakaian CNG untuk transportasi selama periode kontrak PJBG diperkirakan akan menghasilkan penghematan sekitar Rp. 2,5 triliun. Sedangkan apabila dibandingkan dengan pemakaian solar tidak bersubsidi, penghematan dari pemakaian CNG selama periode kontrak diperkirakan akan mencapai Rp. 7,8 triliun.

Pada kesempatan ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan setelah ini, pihaknya akan membangun SPBG di tiap Pool Busway maupun taksi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Selain itu, Jero wacik juga mengutarakan rencananya untuk membangun pembangkit listrik dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang.

“Jadi kalau selama ini bantar gebang dianggap persoalan, karena 50 ton sampah setiap hari, jadi tadinya itu persoalan, maka kita ubah menjadi peluang, jadi saya sudah sepakat dengan Gubernur, kita akan membangkitkan pembangkit listrik dengan tenaga sampah di Bantar Gebang, ini dalam bulan depan kita akan persiapan dengan Pertamina,” ungkap Jero Wacik.